Saturday 17 June 2017

DIY Home Sweet Home Dan Tips Agar Anak Aman Bermain Diluar Rumah

Katanya punya anak yang aktif itu baik. Karena tandanya mereka suka berekplorasi serta ciri bahwa tubuh mereka sehat. Alhamdulillah, Khalif termasuk anak yang aktif. Sejak 9 bulan, Khalif sudah berjalan. Jadi diusianya yang kini baru 14 bulan, Khalif sudah bisa bermain kesana kemari, naik-naik meja dan kursi, bahkan kabur dari rumah. OMG! Jadi kalo ada orang yang bilang “Seneng yaa, anaknya aktif?” saya hanya mengangguk sambil senyum mesem, karena dibalik keaktifannya ada ruangan yang harus disapu bahkan dipel berkali-kali.
Video Langkah Pertma Khalif, 10 Januari 2017
Khalif memang termasuk anak yang bisa “diam” ketika sedang asik dengan dunianya. Kadang ia diam saat bermain bekas botol minuman, kadang juga diam saat ternyata sedang mengacak-acak makan siangnya. Namun saat sudah bosan, ia akan melemparkannya jauh-jauh. Begitupun dengan mainan-mainannya. Hampir semuanya sudah kadaluarsa, ia lebih senang bermain dus bekas susu formulanya, kadang bermain sendal, dan kadang juga bermain tutup panci.
Maenin Yang Nggak Penting
Karena mainan anak kecil terlalu “mahal” dengan jarak pemakaian yang singkat, saya memutuskan untuk memberikannya mainan dari bahan-bahan yang ada dirumah. Kali ini, saya akan membuat rumah-rumahan. Tahu dong lagi musim banget teedye yang mahal itu? Mau beli sih, tapiiiiii mending kalo Khalif betah main disana. Saya sih yakinnya doi nggak sampe lima menit deh anteng maen disana. Jadi saya mau bikin rumah-rumahan dari kardus.

Sebagai ibu rumah tangga dan freelancer yang jam kerjanya flexible, saya bisa dengan mudah untuk membuat apa yang saya inginkan. Kalo ditunda-tunda, biasanya saya malah jadi males dan akhirnya gagal mengeksekusi. Dengan bahan dan alat seadanya, saya mulai mencari tutorial DIY rumah-rumahan dari kardus.

Setelah melihat gambar dari pinterest itu, saya langsung ambil kardus yang ada dipojokan rumah. Kardus itu punya adik saya, entah sudah berapa lama ngajurgrug begitu saja. Dari pada nanti akhirnya dijual ke tukang loak, mending segera saya eksekusi. FYI nih yaaa saya emang dari dulu suka bikin kerajinan tangan, DIY ala-ala gitu, tapi jarang saya ekspos. Kenapa? Karena hasilnya selalu jelek, wahahahaha. Jadi ini adalah DIY pertama yang berani saya publikasikan kepada seluruh jagad raya.
Keliatan gampang kan? Emang gampang koo, dan hasilnya lumayan sih nggak jelek-jelek amat. Syukurnya lagi Khalif mau masuk kedalam “Home Sweets Home” ini. Mungkin temen-temen mau coba juga bikin DIY Home Sweets Home-nya? Alat dan bahannya gampang lho!

1. Kardus bekas kulkas. Plis jangan kardus bekas mie intstan, karena nanti anak kucing yang bisa masuk kesana, bukan anak kita. Hehehe.
2. Cuter. Pastiin cuternya nggak mintul ya!
3. Lakban. Kalo bisa., gunakan lakban berukuran lebar 5cm.
4. Pulpen.
5. Spidol Marker.

Cara bikinnya bisa tengok divideo ini ya!
Kalau ada bagian yang nggak jelas, bisa Tanya saya langsung yaaa buibu. Karena kalo dirinciin satu persatu itu agak panjaaaang. BTW, ada bagian dimana saya menghilang, itu karena Khalif kabur keluar rumah. Dan doi sudah kabur melewati sekitar 7 rumah! Jadi kalau saya nggak susulin, mungkin dia bisa hilang entah kemana.

Well, setelah Home Sweet Home ini jadi dan saya berikan pada Khalif, cobalah tebak berapa lama Khalif bisa bertahan anteng bermain disana? Ternyata taraf keantengannya cukup lumayan, hampir setengah jam lebih Khalif main dengan Home Sweets Home buatan saya. Dipintunya, Khalif bermain cilukba, dan dari dalam dia menendang-nendang dinding rumah kardus. Untung aja nggak rusak! Kebayang yaa kalo rumah-rumahannya saya beliin yang harganya juta-juta terus harus berakhir dengan tendangan mautnya. Hmmm….

Setelah agak anteng sebentar, Khalif mulai meringik-ringik. Permintaannya saat sudah bosan selalu saja sama, yaitu bermain keluar rumah. Khalif bisa anteng bermain dengan teman-temannya yang lebih besar, mengikuti ayam dan kucing, atau hanya diam memerhatikan aliran air disolokan. Ada banyak hal yang membuat saya Khawatir membiarkannya main diluar rumah. Namun saya coba tepiskan, karena saya sadar, kalau Khalif dikerem didalam rumah mungkin ia akan menjadi anak yang anti social, tidak bisa bereksplorasi serta dampak negative lainnya. Nah, boleh yaa saya bagiin tips supaya kita merasa “AMAN” melepaskan anak bermain diluar rumah? Yuk disimak!

1. Kenalkan Anak Pada Lingkungan Sekitar
Dari usia 1 hari, Khalif sudah coba saya kenalkan pada lingkungan rumah. Mengajaknya berjemur, sambil bicara pada beberapa orang. Pun saat belajar berjalan. Saya mengajak Khalif mengelilingi komplek, kadang saya ajak nongkrong diwarunga. Sehingga saat ia sudah bisa berjalan dan keluar rumah sendiri, ia tidak tersesat. Khalif juga jadi tahu mana area berbahaya dan mana arena yang bisa ia lewati. Misalnya ada polisi tidur, ia akan memelankan langkahnya. Memang sih nggak langsung bisa, beberapa kali Khalif yang belum terbiasa juga pernah tersandung dan jatuh.
21 Oktober 2016
Diusianya kini, Khalif sudah tahu dimana letak warung. Dan bisa saya suruh lho! Cara nyuruh Khalif belanja ke warung adalah dengan memberikannya kertas dan uang, lalu bilang “Khalif tolong yaa kasiin ini ke Mak Oni…” tak lama Khalif akan berjalan menuju warung yang letaknya terhalang 3 rumah dari rumah saya. Alhamdulillah…

2. Jangan Takut Meninggalkan Anak Pada Tetangga
Hhahaha, tips apanih. Dilingkungan saya, keterikatan kami satu sama lain udah kayak di drama korea Reply 1988. Jadi saya emang nggak takut ninggalin Khalif sama tetangga disana. Mungkin kalau saya pindah juga yaa saya nggak akan langsung berani. Tapi percayalah, masih ada orang baik yang bisa kita percaya didunia ini. Salah satunya mungkin tetangga kita.
Video ini waktu Khalif lagi maen sama tetangga. Saya mah lagi pergi, hehehe.
Jangan baper ketika anak kita diberi makan oleh tentangga, makanan yang mungkin menurut kita kurang baik. Hargai saja, toh kalo anak kita nggak suka pasti di “lepeh”kan? Ya kecuali anak kita dikasih rokok, lem aibon, ato obat nyamuk yaa buibu. Itu mah udah pasti kita tuntut tetangga nya!

3. Biarkan Anak Berbagi
Apa maksudnya ini? Biasanya anak kita suka dong bawa mainannya keluar rumah. Jangan dilarang buibu! Biasanya apa sih yang bikin kita ngelarang anak membawa mainannya bermain diluar rumah? Kebanyakan ibu-ibu takut mainannya dipinjem teman lalu nggak kembali. Iya nggak? Namanya juga anak kecil, apa aja pasti direbutin. Bahkan ada bola yang warna n ukurannya sama aja, mereka pasti rebutin yang satu. Iya nggak?
Khalif yang paling kecil.
Nggak usah takut semua yang anak kita diambil anak lain. Anak lain juga ada emaknya kok. Jadi Insyaallah nggak akan setega itu sama anak kita. Nah bayangin kalo anak kita yang dicurigain sama orang lain. Misalnya nih begitu Khalif keluar rumah dan pengen main sama orang lain, anak-anak yang lain mainannya udahan terus pada masuk rumah. Kan kasian ya?Salah satu cara lain agar anak mau berbagi adalah bermain difasilitas umum. Misalnya taman kota, atau area bermain anak.

4. Ajarkan Anak Untuk Pulang
Setelah main biasanya Khalif minta minum dengan bilang “nenen..nenen..”, nah biasanya saya nggak ngambilin dia minum tapi mengajaknya pulang. Biar apa? Biar saat dia punya kebutuhan, dia tahu kemana harus mengambilnya. Kalau dia merasa ada hal yang membuatnya nggak nyaman, dia akan terbiasa untuk kembali kerumah. Selain itu kalau Khalif dibilangin “Khalif, pulang dulu, kita mandi yuk!”, otomatis dia berjalan ke arah rumah. Yaa walopun kadag dijalan sering menclok-menclok dulu ke rumah tetangga, hehehe. 

5. Selalu Siapkan P3K
Anak-anak mah mainnya jarambah. Sering banget Khalif jatuh karena lari mengejar anak-anak yang sudah SD bermain boy-boy-an atau main bola. Makanya saya sedian obat merah serta plester kalau tiba-tiba dia jatuh dan berdarah. Selain itu, di kotak p3k, sediakan juga beberapa obat. Misalnya obat untuk luka bakar, dan Tempra Syrup untuk jaga-jaga bila anak demam. Penting juga nih buat anak yang punya alergi untuk selalu sedia obat anti alerginya. Jangan sampai karena kita nggak sedia obat-obatan di P3K, anak harus dilarikan ke IGD atau klinik karena terjadi hal-hal yang membuat kondisinya sakit.

Sekian dulu, tips dari saya agar merasa aman ketika membiarkan anak bermain diluar rumah. Syukur-sykur anaknya betah yaa maen didalam rumah, hehehe. Semoga DIY dan TIPS-nya bermanfaat. Kalau punya Tips lain, boleh banget lho tulisin di kolom komentar! *wink*

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.

8 comments:

  1. tetangga emang bermanfaat banget mba Amy. Di rumah juga gitu, tinggal absen aja anak-anak mainnya di rumah siapa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Idenya kreatif, tapi nyari kardus kulkas itu yang susah, secara gk bisa beli setiap bulan kayak kardus mie instan

      Delete
  2. Kardus bekas kulkas-ku juga dibikin jadi rumah2an. Sayang udah rusak

    ReplyDelete
  3. Wah, bisa nih diekseskusi diy-nya pas dapat jatah jaga keponakan di hari raya. Cari kardus dulu ahhh... :lol:

    ReplyDelete
  4. Aku masih harus latihan nih memercayakan anak bermain di luar, karna banyak faktor yang menyebabkan belum bisa sepenuhnya lepas tanpa pengawasan. kayaknya perlahan sesuai dengan usia Vito yang tambah besar nanti mulai kasih kepercayaan untuk boleh bermain ke luar sama teman-temannya.

    Itu DIYnya oke banget, mau nyobain bikin juga. Hehehe

    ReplyDelete
  5. lucu banget dan mudah y mba bikinnya jadi kepikiran mau buat sayang y dus ga kepake dibiarin aja mendingan dijadiin kreasi mainan

    ReplyDelete
  6. Thanks infonya mba. DIY nya bermanfaat walopun belom tau kapan bakal di eksekusi, saya save ya :)

    ReplyDelete