Saturday 12 August 2017

Kekuatan Bermain Untuk Membentuk Kecerdasan Di Era Millenial

Sekilas pas baca nama pemateri kedua di Konferensi Ayah Bunda Platinum bareng Morinaga kemaren saya nggak ngeuh siapa beliau. Pas Mas Teuku Zaky bilang nama panggilan dari kalau Dr. Rose Mini, A.P, M.Psi ini adalah Bunda Romi baru deh saya ngeuh! Wuaaaah tahu dong siapa dia? Yaps, salah satu mentor di acara pencarian bakat menyanyi ini emang sering seliweran di televisi. Senang rasanya bisa lihat langsung Bunda Romi.

konferensi ayah bunda platinum, KABP2017, seminar parenting, parenting, kecerdasan anak

Bunda Romi, kali ini akan mengajarkan semua Ayah dan Bunda Platinum yang hadir di Harris Hotel and Conventions ini agar mengetahui “Kekuatan Bermain Untuk Membentuk Kecerdasan Di Era Millenial”. Sebelum mulai kasih materi, Bunda Romi nanya “Siapa yang pengen anaknya pinter matematika?” and then semua Ayah Bunda yang nggak lagi repot pegang anak langsung mengacungkan tangan. Ya, hampir semua orang tua pengen banget anaknya pinter dipelajaran sekolah. Semua orang tua pengen anaknya bisa rangking 1 di Sekolah. Tapi, tahukah Anda bahwa sebenarnya Kecerdasan anak tidak hanya diukur dari nilai akademik saja??? *Saya tahu. Tapi nggak tahu deh mas Anang…, hehehe*

Setelah ngasih pendahuluan itu, Bunda Romi langsung jelasin bahwa sebenarnya ada 8 Kecerdasan pada Anak yang harus diketahui orang tuanya:

Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini adalah kemampuan anak untuk memahami dengan mengekspresikan diri terhadap musik dan irama. Anak dapat menciptakan lagu, memainkan lagu dan lain sebagainya. Kecerdasan ini diawali sejak anak masih berada dalam janin. Ketukan nada yang pertama kali dapat dirasakan anak adalah degup jantung ibunya saat ada dalam Rahim.

Kecerdasan Kinestetik
Jika Anak memiliki kecerdasan kinestetik, anak akan mampu menggunakan kelenturan tubuh untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan suatu produk. Salah satu contoh kecerdasan kinesetik yang bisa diasah adalah anak yang berbakat dalam bidang olah raga, menari , ataupun memasak. Kecerdasan ini dapat diasah sejak dini dimulai dari memberikan contoh kegiatan pada anak.

Kecerdasan Logika Matematika
Ini yang menjadi favorite para orang tua. Kecerdasan ini adalah kemampuan anak untuk memahami kondisi atau situasi dengan menggunakan penalaran logika serta kemampuan analisa termasuk perhitungan matmatis. Jika diasah dengan baik, kecerdasan ini merupakan modal awal anak bisa menjadi seorang dokter ataupun ilmuan.

Kecerdasan Visual-Spasial
Anak yang memiliki kecerdasan Visual-Spasial akan mudah berimajinasi. Ia memiliki kemampuan untuk membayangkan suatu hasil akhir dan berfikir kreatif.  Kira-kira profesi apa yang kelak bisa dilakukan sang anak? Tentu saja banyak yang rata-rata berkesinambungan dengan dunia seni.

Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk mengekspresikan diri menggunakan bahasa. Anak mampu membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan baik. *Kayaknya saya punya kecerdasan ini, hehehe* News Anchor, Master Of Ceremony, writer, adalah beberapa profesi yang mungkin kelak bisa dijalani sang anak dengan kecerdasan linguistic yang dominan.

Kecerdasan Interpersonal
Ini adalah salah satu kecerdasan yang menjadi salah satu faktor utama anak dapat sukses dimasyarakat. Anak dengan kecerdasan interpersonal mampu bekerjasama dengan orang lain dengan efektik, berempati dan memahami orang lain. Jangan sampai kita lupa menstimulasi kecerdasan ini, agar kelak anak menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.

Kecerdasan Intrapersonal
Menjadi seseorang yang mampu menyenangkan orang lain memang baik, tapi bagaimana jika justru dirinya tertindas? Inilah kecerdasan yang seharusnya dimiliki anak agar ia bisa menganalisa diri sendiri, menggunakan dan mengungkapkan perasaannya serta membuat perencanaan akan tujuan hidupnya. Ingat beberapa kasus bunuh diri yang sering seliweran diberita? Kemungkinan besar keadaan terdesak dan ingin mengakhiri hidup selain karena kurang iman adalah karena kurangnya seseorang mengenali nyadiri sendiri.

Kecerdasan Natural
Kemampuan untuk mengenali flora dan fauna adalah kemampuan anak yang memiliki kecerdasan natural. Selain itu anak mampu melihat perbedaan dan persamaan yang ada di Alam Semesta ini.

Selain delapan kecerdasan anak diatas, ada satu kecerdasan anak lagi yang paling berpengaruh pada kehidupan anak kelak. Yaitu KECERDASAN MORAL. Bagaimana Kecerdasan moral yang seharusnya dimiliki anak? Berikut 7 hal penting dalam kecerdasan moral anak:

konferensi ayah bunda platinum, KABP2017, seminar parenting, parenting, kecerdasan anak

Lalu apakah anak kita sudah memiliki semua kecerdasan tersebut? IYA, hanya saja ada beberapa yang lebih menonjol. Jika sudah memiliki kecerdasan multitalenta-pun bukan berarti semuanya sudah berkembang secara optimal. Agar anak kita bisa memiliki kecerdasan multitalenta dengan optimal kita bisa men- STIMULASI-nya. Stimulasi yang kita lakukan pada anak bukan berarti memberikan peralatan super canggih nan mahal lho buebuk! Stimulasi yang kita berikan pada anak haruslah disesuaikan dengan usia serta karakteristiknya. Yuk lihat dulu bagaimana karakteristik perkembangan anak yang sesuai dengan usianya ditabel berikut:

konferensi ayah bunda platinum, KABP2017, seminar parenting, parenting, kecerdasan anak

Sudahkah anak kita sesuai perkembangannya? Jika belum, jangan sedih karena kita bisa menstimulasinya dengan bermain. Tapi bukan sembarangan bermain lho buibu. Dalam menstimulasi anak, kegiatan bermain haruslah memenuhi karakteristik berikut:

- Motivasinya dari dalam diri (intrinstik)
- Diwarnai Emosi yang positif
- Flexibel, mudah beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain
- Menekankan proses daripada hasil
- Anak bebas memilih
- Memiliki kualitas pura-pura

Bingung memilih kegiatan permainan untuk anak? Yuk coba saja permainan berikut:

Usia 0-2 tahun bermain fungsional.
Yaitu permainan dengan gerakan pengulangan, manipulasi, atau gerakan meniru yang berfungsi untuk mengembangkankemampuan otak dan fisik. Contohnya saat bayi menggerakan rattle (kerincingan) atau bayi yang merangkak mengejar suatu benda.

Usia 2-3 tahun bermain konstruktif.
Yaitu permainan yang dilakukan dengan menggunakan material yang ada disekitar anak. Misalnya bermain membuat bangunan dari lego atau bermain puzzle.

Usia 3-7 tahun bermain peran.
Anak berpura-pura bermain peran tertentu atau berpura-pura terjadi sebuah peristiwa. Bisa juga anak melihat sebuah objek namun berpura-pura terlihat seperti benda yang lain. Misalnya bermain pesawat-pesawatan, berpura-pura berjualan dipasar, atau berpura-pura menjadi tamu.

Usia 7 tahun keatas bermain dengan aturan.
Permainan dengan aturan contohnya adalah bermain petak umpet, bermain ular tangga, sepak bola, atau catur. Saat usia anak 7 tahun, mereka mulai bermain dengan tujuan menjadi pemenang.

Agar tahu kecerdasan apa yang dimiliki anak dan bagaimana menstimulasinya, kita bisa mengeceknya dengan lengkap disini è http://www.morinagamiplayplan.com/ ß Selain membeberkan stimulasi-stimulasi tadi, Bunda Romi juga ngasih kiat-kiat memfasilitasi anak dalam bermain lho! Bagaimana kiat-kiatnya? Lihat gambar dibawah ini yuk!

konferensi ayah bunda platinum, KABP2017, seminar parenting, parenting, kecerdasan anak

Saya dengerin Bunda Romi jadi pengen main terus sama Khalif. Bener sih, bermain dengan anak itu nggak harus dengan mainan mahal. Karena permainan yang paling baik adalah permainan yang dimainkan anak bersama orang tuanya. Semoga rangkuman materi dari Bunda Romi ini bermanfaat ya buibu, selamat bermain! ^_^

Salam hangat,
Amy.
Mamah muda yang akan makin sering bermain dengan anaknya.

1 comment:

  1. Bermanfaat bengeet teh Amy...haturnuhun.
    Suka bingung mengenali bakat anak sejak dini...karena yang namanya anak-anak rata-rata kinestetik. Dan anakku semua perempuan, jadi kalau sedang sama Ibunya, bakat linguistik nya pada keluar.

    Kalo aku mah...emm, bakat intrapersonal..kayanya.
    Hahha....teh Amy teh malah aku curhatin di kolom komentar.

    Keren rangkumannya teh...
    Cantik ((kaya yang nulis)) dan mudah dimengerti.
    Haturnuhun.

    ReplyDelete