Showing posts with label keterampilan sosial anak. Show all posts
Showing posts with label keterampilan sosial anak. Show all posts

Sunday, 14 May 2017

8 Keterampilan Sosial Yang Seharusnya dimiliki Anak Balita

Banyak yang bilang jadi orang tua itu nggak ada sekolahnya. Saya setuju, tapi bukan berarti jadi orang tua nggak bisa belajar. Sekarang banyak banget seminar parenting baik yang gratis maupun yang berbayar diadakan disekitar kita. Nah tinggal kitanya aja sebagai orang tua mau apa nggak menjemput ilmunya untuk menerapkan pola asuh yang bisa menjadikan anak kita sebagai anak yang taat sama Allah dan bermanfaat untuk sesama.


Sabtu lalu, tanggal 6 Mei 2017 saya bekesempatan datang ke Seminar Parenting yang diadakan oleh SGM. Mengambil tema “Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan Sosial Anak”, seminar ini diisi oleh seorang psikolog bernama Anna Surti Ariani, S.Psi, M.si, Psi yang akrab disapa Mba Nina.

Menurut mba Nina, ada 8 keterampilan social yang seharusnya dimiliki seorang anak.
1. Berteman dan Bekerjasama
2. Berkompetisi Sehat
3. Sabar Menunggu(Mengantri)
4. Sopan Santun
5. Bisa Menyelesaikan/Mendamaikan Pertengkaran
6. Marah Tanpa Mengganggu Orang Lain
7. Mengikuti Aturan
8. Peduli Terhadap Orang yang Sakit atau Kekurangan



Untuk mengembangan keterampilan sosial diatas, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai orang tua. Yaitu:

1. Tahap Awal

  • Kedekatan Dengan Orang Tua
Bagi anak, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh ketika dekat dengan orang tua. Diantaranya adalah si Anak merasa nyaman dan aman, Anak menjadi percaya diri dan dapat bergaul dengan sehat, serta bisa mengurangi gangguan psikologi pada Anak. Kedekatan dengan orang tua (Attachment) berbeda dengan bonding, karena bonding dilakukan satu arah dari orang tua kepada anak, sementara attachment  dilakukan dua arah. Kedekatan dengan orang tua bisa dikembangkan dengan berbagai cara. Diantaranya orang tua sensitif kepada kebutuhan Anak, saling menatap mata dan saling memeluk.

  • Rasa Percaya Kepada Orang Tua
Rasa percaya kepada lingkungan Anak (terutama kepada orang tua) merupakan salah satu faktor utama agar Anak pandai bergaul, mandiri dan percaya diri. Timbulkan kepercayaannya sedini mungkin. Beberapa cara yang bisa dilakukan si kecikan untuk membangun rasa percaya Anak kepada orang tua adalah sebagai berikut:
- Segera memberikan tanggapan ketika anak menangis. Baik itu dengan cara menggendong, ayun perlahan, atau bisa dengan ucapan-ucapan yang menenangkan.
- Memberikan aturan sebelum melakukan aktivitas (jalan-jalan atau bermain)
- Tepati janji yang sudah diucapkan kepada anak.
- Dengarkan dengan seksama ketika anak sedang berceloteh.
  •  Mandiri
Orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya mandiri. Nah sebagai orang tua, tidak bisa langsung meminta anak untuk menjadi mandiri secara tiba-tiba. Kemandirian anak bisa dikembangkan dengan perlahan. Salah satu caranya adalah dengan memberiknya kesempatan untuk mencoba, tidak memburu-burunya ketika sedang mencoba, dan memberikan pujian/pelukan serta ekspresi wajah yang menyenangkan ketika anak berhasil melakukan hal yang dicobanya.

2. Tahap Lanjutan
  • Mengenal Emosi
Emosi bukan hanya sebuah amarah. Ada banyak sekali emosi yang ada dalam diri seseorang. Misalnya sedih, senang, takut, atau bingung. Nah untuk mengenalkan anak pada emosi, beberapa cara yang bisa kita lakukan adalah:
- Sebutkan emosi anak ketika ia sedang mengalaminya. Misalnya "Wah, kamu sedang SENANG, ya?" atau "Kamu TAKUT? Sini sama bunda."
- Sebutkan emosi yang sedang orang tua rasakan.
- Ajak anak untuk memperhatikan emosi orang lain.
- Mainkan boneka dengan anak sambil menyebutkan emosinya.
- Ajak anak menebak emosi yang ada dalam gambar atau foto.

  • Menjaga Diri Sendiri
Anak diajarkan untuk menjaga diri sendiri dari orang lain. Dengan mengenalkan kepada siapa anggota keluarga, dan bagaimana bersikap kepada orang asing. Yang bisa kita lakukan sebagai orang tua dijaman yang sudah rawan akan kejahatan seksual pada anak, kita bisa mengajarkannya untuk tidak memperlihatkan anggota tubuh anak pada orang lain. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan anak untuk berganti baju diruangan tertutup.
  • Kemampuan Berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi pada anak, bukan hanya tentang bagaimana anak berbicara(Ekspresif). Namun anak juga harus bisa mendengarkan saat orang lain bicara(Representatif). Untuk anak usia 1-l tahun seharusnya sudah paham intruksi tunggal dan bisa menyebut kata-kata. Sementara anak usia 2-3 tahun harusnya sudah paham intruksi majemuk dan bisa mengucapkan 2 kata. Jika anak sudah berusia 3-4 tahun, ia seharusnya sudah memahami arti "Apa?", "Siapa?", dan "Dimana?". Anak juga sudah bisa mengucapkan 3-5 kalimat.
  • Fokus/Berkonsentrasi dan Berimajinasi
Agar anak memiliki tingkat konsentrasi dan imajinasi yang baik. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Diantaranya:
-  Meningkatkan Konsentrasi:

  1. Kurangi gangguan (matikan televisi, radio, handphone, terutama omelan kita).
  2. Bujuk anak untuk menyelasikan kegiatannya sebelum memulai kegiatan yang lain.
  3. Pastikan anak melakukan aktivitas fisik.
- Meningkatkan Daya Imajinasi:
  1. Ajak anak membuat cerita dari gambar atau boneka.
  2. Bermain pura-pura. Misalnya pura-pura bertamu, menjadi dokter dan pasien, atau mengikuti jalan cerita sebuah film anak-anak.
  3. Ketika mendongeng, biarkan anak meneruskan dongeng sesuka dirinya.
  • Memiliki Empati
Empati yang kita harapkan bisa timbul pada anak adalah anak mampu memahami perasaan orang lain tanpa terlarut didalamnya, menempatkan diri pada posisi orang lain, serta mampu melakukan sesuatu yang dibutuhkan orang lain. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menumbukan rasa empati anak. Salah satunya dengan selalu mengajaknya memberi dan melakukan hal bermanfaat untuk orang lain, seperti membuang sampah yang tergeletak dijalan atau sekedar memberikan roti pada teman-temannya saat bermain.

Lengkap banget yaa bahasan Mba Nina. Saya bersyukur banget bisa dateng ke seminar parenting kaya gini. Bukan cuma mendapatkan materi untuk mendidik anak, tapi saya juga bisa berbagi perasaan dengan sesama emak-emak yang memiliki masalah serupa tentang mendidik anak-anak yang masih balita.
source: Instagram Nia Haryanto
Semoga tulsian ini bermanfaat, sampai jumpa diacara seru lainnya! ^_^