Tuesday 12 November 2019

Transportasi Umum Favoritku, Kereta Api! Kalau kamu?

Dalam kehidupan selalu ada yang pertama. Pertama kali kita bisa menyebut "Mama", pertama kali kita bisa melangkah, pertama kai kita jatuh cinta, dan kali pertama dalam berbagai hal lain yang tak jarang dilupakan. Bagiku banyak hal pertama kali dalam hidup yang diabadikan dalam sebuah bingkai foto. Dulu sekali, aku sangat senang diajak Ayah dan Ibu untuk pertama kalinya liburan ke Ciranjang, Cianjur. Menaiki kereta ekonomi dari stasiun Cimindi. Kejadian yang sedah berlangsung puluhan tahun itu masih membekas, karena aku dan keluargaku berdiri sepanjang perjalanan. Ada yang membawa ayam, ada yang membawa berbagai barang, saat itu aku berfikir bahwa menaiki kereta api memang begitu rasanya. Berdiri seoanjang jalan, lalu mabuk saat sampai tujuan. Sesampainya di Ciranjang, aku berhasil memuntahkan berbagai kudapan yang kumakan saat sarapan.


Lain cerita, ketika aku mulai berpasangan. Pertama kalinya aku dan Rudi, menaiki kereta api. Tahun 2014, kereta ekonomi yang kuingat adalah kereta berjejal orang dengan berbagai barang bawaan. Kereta yang berhasil membuatku pusing mual bertahun-tahun lalu. Ketika bersama Rudi, menaiki kereta api terasa menyenangkan. Entah karena memang fasilitas kereta api yang lebih memadai, atau karena perjalanan yang dilalui bersama seseorang yang kusayangi. Yang pasti, di akhir tahun 2014 itu aku baru tahu bahwa kereta api kini memiliki stop kontak disetiap kursinya. Karena aku anti lowbat club, fasilitas ini sangat kunikmati. 

Perjalanan singkat dari Cimahi ke Cicalengka saat itu sangat berkesan. Padahal kami hanya mampir di Cicalengka sebentar, menikmati sate kulit dan bakso di sebuah warung depan stasiun. Tak lama, kami pulang kembali, menikmati perjalanan dengan kereta ekonomi yang semua penumpangnya duduk di kursi. Ini bukan perjalanan terakhir kami. Sejak itu, kami mensuggest beberapa kerabat dekat untuk menikmati perjalanan Cimahi - Cicalengka, pun sebaliknya. Memurutku tahun 2014 lalu, fasilitas kereta api sebagai salah satu alat transportasi umum sudah mulai membaik. 


"Naik kereta api..tuuut, tuuut, tuuut" begitu nyanyian anak pertamaku, Khalif. Sejak bisa bernyanyi lagu kereta api, aku terus membayangkan bagaimana serunya mengajak Khalif berpetualang dari kota ke kota menaiki kereta api. Mengapa kereta api? Menurutku, kereta api adalah akomodasi terbaik. Bebas hambatan, harga terjangkau, serta anak kecil seusia Khalif masih belum membayar, hehehe. Selain itu, kereta api adalah satu-satunya kendaraan darat yang tidak bisa dipaksa berhenti untuk mengalah saat rombongan presiden melintas, hihihi. Sebegitu istimewanya kereta api. Aku tak begitu hapal kapan kereta api ditemukan, bagaimana ia bisa sampai ke Indonesia. Yang kutahu, menaiki kereta api seperti terapi hati. Suasananya begitu syahdu untuk para pejuang kehidupan. Menghangatkan untuk mereka yang kesepian. Mendekatkan semua anggota keluarga yang melakukan perjalanan.


Trip terjauhku dengan kereta api bersama keluarga adalah akhir tahun lalu, menaiki kereta api dari stasiun kiaracondong ke stasiun lempuyangan, Yogyakarta. 

Hampir semua moda transportasi sudah kucoba. Angkutan kota alias angkot, Bus, Kapar Ferry, dan Pesawat. Yang belum kucoba adalah MRT dan kapal pesiar, wkwkwk. Dulu saat aku kerja di Jakarta Busway sudah cukup nyaman, katanya sih MRT ini jauh lebih nyaman. Seliweran foto teman-teman yang sudah pernah menaiki MRT, udah kaya di luar negeri gaes! Insyaallah segera nyobain naik MRT. Aamiin. Kalo nggak aku yang ke Jakarta, yaa mungkin nanti bisa dibikin rute MRT juga gitu. By the way emang lagi dibikin juga sih jalur kereta api cepat, lewat ke daerahku lho! *bangga*

Beberapa kenalanku ada yang rumahnya terkena gusuran si kereta api cepat. Masyaallah, uangnya beneran bukan uang ganti rugi, tapi uang ganti untung! Oiah, papah mertuaku juga orang majalengka, beberapa kerabatnya ada yang tanahnya terkena pembangunan Kertajati Airport. Alhamdulillah pada bisa beresin biaya anak sekolah, kuliah, dan tetep kebeli rumah. Selain uang ganti untung, akses jalan ke daerah kampung papah mertuaku juga jadi bagus. 

Jika MRT dibuat memang untuk mengangkut orang banyak dengan teknologi tinggi, menurutku ada juga yang lebih membantu dalam keseharian. Yes, transportasi online. Ojek online dan taksi online memiliki banyak kelebihan, seperti mudah dijangkau (karena jemput depan rumah), cepat (nggak menunggu orang lain), dan murah (ini kalo ada promo). Mungkin kedepannya tranportasi umum juga bisa dibuatkan sistem online yang memudahkan penumpang untuk menggunakannya. Meski belum maksimal, aku rasa transportasi di Indonesia, khususnya di Bandung punya banyak kemajuan. Apalagi bus Damri, beberapa kali naik bus damri, membuatku nyaman. Sudah tidak diperbolehkan lagi ada yang merokok, karena full AC. Hampir semua penumpang duduk, bahkan saat penuhpun, penumpang pria sadar untuk memproritaskan aku dan khalif. Alhamdulillah. Selain kemajuan teknologi dan perbaikan fasilitas, memang kesadaran masyarakat juga penting sih untuk memperbaiki sistem trasnportasi umum.


Nah, kalo menurutmu gimana transportasi umum di Indonesia? Akusih optimis kedepannya akan lebih baik lagi, dan tetap jagoanku adalah Kereta Api! Beberapa wishlistku adalah perjalanan Bandung - Tasik, Bandung - Banjar, dan Bandung - Malang. Doakan segera tercapai yaa! Karena persiapannya harus lebih matang, bawa anak dua booo! Hehehe, kemungkinan yang terdekat akan aku eksekusi sebagai trial mengajak satu todler dan satu baby adalah Cimahi - Purwakarta. Ada yang mau ikut? Hehe.

Kamu punya cerita lain tentang transportasi di Indonesia? Atau punya ide demi memajukan transportasi di Indonesia? Bergabung dengan Kementrian Perhubungan yuk! LAGI BUKA SELEKSI CPNS juga lho! Follow @kemenhub151 atau kunjungi http://dephub.go.id 

Semoga bermanfaat! 




1 comment:

  1. Terimakasih sudah berbagi pengalamnnya, semoga sukses selalu,.

    ReplyDelete