Tuesday 27 October 2015

Teatrikal Asap - Dendam Tak Akan Padam

"Gimana? Berhasil?" Suara dari seberang terdengar sangat penasaran. Seorang wanita yang sedang terhubung dengan pria melalui telepon tersenyum.
"Tentu saja.. Ini pekerjaan mudah.. Saya sudah akan berangkat ke negara sebelah.."
"Kamu yakin kan tidak ada yang mencurigai?"
"Tentu saja tidak, tapi dalam waktu lima jam, jika semua transaksi belum selesai, saya rasa semua ini akan cepat terungkap.." wanita berbibir tipis dengan sapuan lipstik merah tua memutuskan sambungan telepon. Ia berjalan membawa kopernya menuju gate penerbangan yang akan ia tuju. Tertulis ditiket yang diserahkan pada petugas, Singapura. 

***

Sudah beberapa bulan kasus kabut asap terus terjadi di Indonesia, alasan utamanya adalah kebakaran hutan. Konon kebakaran ini disebabkan pembakaran liar. Desas desus yang beredar, banyak perusahaan yang memangkas biaya pemerataan lahan dengan cara membakarnya. Dan hasilnya justru kerugian negara makin besar. Mulai dari penerbangan yang kerap delay, sampai pada kesehatan masyarakat yang menjadi tumbal. Bahkan sudah ada korban jiwa dari kasus kabut asap tahun ini. Pelakunya masih belum teridentifikasi, entah memang sengaja tidak dicari.

Monday 19 October 2015

Napak Tilas Fun Blogging 6

Koo bisa sih suka ngeblog? Yaiya dong, secara blogging itu bisa dilakukan kapan saja dimana saja dengan keadaan apa saja asalkan ada sinyal internet. Yang lebih asik, ngeblog itu bisa dilakukan dengan siapa saja sambil ngapain aja. Mau udah mandi kek, belum mandi kek, udah dandan kek, pake daster kek, pokoknya bebas. Apa sih yang lebih menyenangkan daripada kebebasan? *wink*

Saya ngeblog dengan banyak tujuan, salah satunya adalah mendapatkan "nilai" lebih daripada kebanyakan orang. Dilingkungan saya jarang yang suka ngeblog, sehingga saya harus beradaptasi dengan teman-teman baru yang memang suka blogging. Saya pernah bergabung dengan berbagai komunitas blogger, tapi nggak pernah aktif. Hihihi, saya type silent reader dibeberapa komunitas. Yang lama-kelamaan akhirnya sayapun lupa ada di komunitas tersebut. Sampai akhirnya saya menemukan sebuah komunitas baru bernama "Blogger Muslimah". Karena masih baru dan jumlah anggota yang sedikit, komunikasipun intens. Saya merasa menemukan komunitas yang benar-benar bisa saya masuki. Meski ada yang bilang kita tak boleh membatasi diri, tapi pada hakikatnya manusia butuh suatu lingkungan dimana ia merasa nyaman. Iya kan? Dan di komunitas "Blogger Muslimah" inilah saya menemukan kenyamanan untuk menyuarakan apa yang saya pikirkan dengan berbagai persamaan yang ada pada masing-masing membernya.

Sunday 18 October 2015

Soto Bandung: Membuat Sehat dan Bahagia

Bandung, Kota yang memiliki sejuta pesona. Keindahan alam, keramahan para penduduk, sampai pada kuliner yang beragam selalu memberikan kesan bahwa Bandung adalah kota yang tak bisa ditinggalkan. Rasanya akan selalu rindu bila mengangkat kaki dari Kota yang dijuluki Kota Kembang ini. Salah satu cara meredakan rindu yang bisa saya lakukan saat jauh dari Kota Bandung adalah menikmati salah satu makanan khas dari Bandung, yaitu Soto Bandung.


Berbeda dengan soto kebanyakan, Soto Bandung memiliki kuah tanpa santan sehingga aman dikonsumsi untuk Anda yang dilarang mengkonsumsi santan karena alasan kesehatan. Selain dapat mengobati sedikit rindu pada Bandung, menikmati Soto Bandung juga bermanfaat untuk tubuh. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Soto Bandung memang tak diragukan lagi nilai gizinya. Jika ada waktu luang biasanya saya menikmati Soto Bandung buatan sendiri, karena bisa lebih hemat serta bisa disesuaikan dengan selera saya yang lebih suka rasa asin dan merica yang kuat. Namun kali ini saya tidak akan berbagi resep membuat Soto Bandung, saya akan berbagi nilai gizi apa saja yang ada dalam kandungan bahan-bahan untuk membuat Soto Bandung.

Friday 16 October 2015

Muharram 1437 H: Hidup Berdampingan Dengan Non Muslim

Akankah doa kita sampai pada orang yang sudah meninggal dunia?
Pikiran ini muncul ketika Ramadhan hampir tiba, seringkali sebelum atau sesudah hari raya Idul Fitri, masyarakat melakukan "Ziarah" atau "Nyekar", alias mengunjungi makam sanak saudara, terutama orang tua yang sudah lebih dulu meninggal. Bagi beberapa orang hal ini mungkin sangat sepele, dalam artian tanpa perlu dipikirkan mungkin sudah tahu jawabannya. Tentu saja doa anak yang sholeh akan sampai pada orang tuanya. Bahkan salah satu amal yang tidak terputus adalah mendidik anak-anak menjadi anak yang sholeh. Well, bagaimana jika orang tua kita berbeda agama?


Gambar diatas adalah makam nenek saya. Nenek dari Mamah, alias Mamahnya Mamah saya. Semasa hidup beliau menganut agama kristen katolik. Sering kali saya dengar, mendoakan non muslim yang sudah meninggal seperti mengisi air dalam gelas terbalik. Tak akan pernah terisi. Bahkan ada pula yang mengatakan tidak boleh mendoakan orang yang meninggal namun tidak memeluk agama islam. Lalu bagaimana jika itu orang tua kita?